"terlalu pemilih"

Ketika kamu punya pilihan, bukan kah kamu berhak untuk memilih?
Ketika kamu dihadapkan dengan sebuah pilihan, bukan kah kamu memang harus memilih salah satu?
Lalu, kenapa harus ada kata "terlalu pemilih" untuk seseorang yang diberi beberapa pilihan?

Mungkin dia tak mengerti.
dia tak tau sejengkalpun tentang diriku.
Bodohnya, ucapan itu membuat aku terpenjara beribu ribu kata yg menyudutkan aku.
Dan hampir saja membuatku terperosok percaya bahwa aku lah si antagonis dari cerita itu.

Ini adalah pilihanku.
Dengan beberapa pertimbangan terbaik versi ninda.
Seharusnya aku bisa menghargai pilihanku.
Kalau memang menjelaskan begitu sulit untuk diungkapkan, diam lah dan lupakan.

Siapa kamu berhak menghakimi pilihanku?
Siapa kamu berani nya menyalahkan ku atas pilihan yang sudah kubuat?
Terima lah atas kenyataan bahwa kamu bukan jadi bagian rencana Allah untuk hidupku.

Aku benci merasa bersalah.
Aku benci orang yang egois.
Dan aku benci menjadi egois.
Maka dari itu aku selalu berusaha mengerti orang lain.
Berusaha untuk selalu baik untuk semua orang.
Walaupun hasilnya tak selalu yang ku harapkan.

Kamu bilang, kehidupan ku sekarang balasan atas apa yang ku lakukan?
Memangnya apa yang sudah ku lakukan?
Memangnya ada yang salah dengan kehidupanku?
Memangnya balasan apa yang harus ku terima?

Kehidupan ku saat ini mendekati kata sempurna hey!
Aku masih punya orang tua yang sehat, perhatian dan utuh.
Aku punya saudara yang selalu ada untukku.
Aku punya banyaaaak teman yang perhatian dan bahkan sayang dengan ku.
Aku punya Allah yang selalu memberikanku yang terbaik.
Aku masih bisa makan, belajar, dan kesana kemari.
Jadi hal apa lagi yang kurang dari kehidupanku saat ini?
Hal apalagi yang membuat kamu berpikiran bahwa kehidupanku sekarang adalah balasan dr apa yang ku lakukan?

"Kamu terlalu pemilih"; "kamu sok pemilih".
Jujur hal ini mengganggu hari hari ku.
Membuat kesalahan yang tak seharusnya ku buat.
Karena memang ini bukanlah hal yang seharusnya terlalu kupikirkan.
Hanya saja aku yang terlalu lemah.
Terlalu memikirkan apa yang dikatakan orang lain.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello. Rianindaa here. Jakarta, 14 Mei 1994. hobi menulis, design dan travelling. welcome to my world and enjoy the page!

0 comments:

Post a Comment